Sabtu, 23 April 2011

OBAMA Calonkan Diri

Warisan atau ArisaN


Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi memulai upaya mencalonkan diri kembali sebagai presiden periode 2012-2016. Belum ada pesaing kuat dari Partai Demokrat ataupun Partai Republik. Hal ini membuka peluang bagi Obama untuk terpilih kembali.
Menurut wartawan kawakan Bob Woodward yang membongkar skandal Watergate, telah disepakati konsensus internal Demokrat mendukung pencalonan Obama. Sementara Hillary Clinton, yang kemungkinan besar tidak mau lagi menduduki pos Menteri Luar Negeri jika Obama menang disiapkan untuk capres periode 2016-2020.
Sejauh ini belum ada capres serius Demokrat yang berniat menentang Obama sehingga perjalanan presiden ke-44 AS ini untuk kembali ke Gedung Putih relatif mulus. Dari Republik sudah terdengar sejumlah capres serius walaupun di atas kertas jauh kalah populer daripada Obama.
Capres Republik yang sudah serius adalah mantan Gubernur Minnesota Tim Pawlenty. Namun, tingkat keterpilihan (electability) Pawlenty tergolong rendah karena mayoritas rakyat kurang mengenal wajah serta kinerjanya.
Yang tingkat keterpilihannya tinggi justru pengusaha Mitt Romney dan mantan Gubernur Arkansas Mike Huckabee. Kedua capres ini sudah dikenal karena ikut pemilihan presiden tahun 2008 dan susul-menyusul di berbagai jajak pendapat.
Belakangan ini yang juga mulai menyiapkan diri adalah miliarder Donald Trump. Namun, pencalonan dia praktis jadi bahan tertawaan karena tidak dianggap serius alias hanya mencari sensasi.
Mantan Ketua DPR Newt Gingrich, pencetus revolusi konservatif tahun 1990-an, juga menjadi bahan ejekan belaka. Begitu juga mantan Gubernur Alaska Sarah Palin, perempuan cantik dan seksi yang dianggap sebagai pelengkap penderita saja.
Perempuan capres lain adalah anggota DPR Michele Bachmann yang cukup atraktif meski belum banyak dikenal publik dan memiliki tingkat keterpilihan yang tergolong rendah. Uniknya, Bachmann memulai karier politik di Demokrat dan saat kuliah beralih ke Republik.
Masa kampanye dimulai pada awal 2012 di Kaukus Iowa. Berarti masa persiapan bagi semua calon tinggal delapan bulan lagi. Obama telah menyiapkan dan memulai kampanye dengan fokus utama pengumpulan dana.
Dia diramalkan memecahkan rekor baru: menjadi capres pertama dalam sejarah yang mengumpulkan dana kampanye lebih dari 1 miliar dollar AS. Pada Pilpres 2008 jumlah itu sudah terlewati (tetapi jumlah total semua capres), juga karena ”faktor Obama” yang amat populer ketika itu.
Dan, nyaris semua pengamat sampai warga biasa di AS berpendapat, Obama pasti terpilih kembali. Betul bahwa AS masih tetap dihadang oleh sisa-sisa masalah krisis moneter yang dipicu kredit perumahan (subprime mortgage) Fannie Mae-Freddie Mac tahun 2008 yang menjalar ke pasar kredit di Wall Street dan industri-industri lain.
Akan tetapi, perlahan-lahan penanganan krisis moneter oleh Obama berjalan tanpa gejolak berarti, sistematis, dan manjur. Contohnya, bail out salah satu pabrik otomotif ”tiga besar”, yakni General Motors, terhitung sukses karena merek andalan AS itu kini ternyata sudah meraup untung.
Tingkat pengangguran perlahan-lahan menurun terus sejak 2008 menjadi 8,8 persen—angka terendah dalam dua tahun terakhir. Lowongan kerja yang tersedia semakin meningkat sampai lebih dari 200.000 per bulan berkat konsentrasi penuh Obama terhadap program job creation.
Obama sudah menetapkan pula sejumlah proyek infrastruktur untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka lowongan kerja. Salah satunya, proyek kereta api cepat yang menelan dana hampir 60 miliar dollar AS yang menghubungkan sejumlah kota di Negara Bagian California.
Popularitas Obama melonjak karena Kongres, yang dikuasai Republik, makin tidak populer. Terlebih lagi sikap Republik yang ekstrem terhadap pemotongan anggaran yang nyaris melumpuhkan pemerintah, dua pekan lalu.
Warisan terbesar Obama adalah UU jaminan kesehatan yang memungkinkan lebih dari 60 persen warga berobat dengan biaya terjangkau dalam beberapa tahun ke depan. Warisan inilah yang belum tertandingi presiden-presiden sebelumnya!
Dalam 40 tahun terakhir hanya dua presiden yang dipandang berhasil meninggalkan warisan yang tak ternilai harganya: Ronald Reagan dan Bill Clinton. Reagan berhasil karena mengembalikan pamor AS sebagai negara dan bangsa besar, sedangkan Clinton karena mencapai tingkat kemakmuran ekonomi tertinggi sejak Perang Dunia II.
Keduanya two terms president yang punya waktu mencukupi untuk bekerja sekeras-kerasnya. Keduanya—dan juga Obama—mewarisi karier dan sejarah yang patut dicontoh yang ditinggalkan pemimpin berkarakter kuat, teguh dalam keyakinan, sosok yang mengundang senyum, dan pribadi yang bijaksana. Mereka pemimpin yang mempertahankan nilai-nilai, budaya, dan demokrasi AS. Namun, tak pernah sekalipun keluar kata ”warisan saya” dari mulut mereka.
Meski begitu, sejarah mencatat perjalanan mereka tatkala menggores warisan masing-masing. Pada saat catatan itu telah lengkap, tampaklah satu-satunya ciri dari warisan yang mereka tinggalkan: kejujuran (honesty).
Ya, pemimpin jujur meninggalkan warisan. Pemimpin yang tak jujur tidak meninggalkan warisan, tetapi arisan kuasa dan jabatan yang disediakan gratis serta digilir di antara sanak saudaranya.

(Kliping Kompas/23/04/2011/ BUDIARTO SHAMBAZY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar